Sabtu, 03 Mei 2025

LAB 5 Routing Policy (Load sharing / Routing mark)

 Routing Policy (Load sharing / Routing mark)



Routing Policy pada Mikrotik adalah teknik untuk mengontrol keputusan routing berdasarkan aturan tertentu, bukan hanya berdasarkan tabel routing standar.
Dua contoh paling umum adalah :
    - Load Sharing 
Load sharing adalah teknik untuk membagi beban trafik ke dua atau lebih jalur internet atau gateway. Ini tidak sama dengan load balancing penuh, tapi tujuan nya adalah agar trafik keluar bisa terdistribusi.
Contohnya : 
Jika kita punya dua koneksi internet:
  • ISP1 (gateway 192.168.1.1)
  • ISP2 (gateway 192.168.2.1)
Kita bisa buat aturan agar:
  • 50% trafik lewat ISP1
  • 50% trafik lewat ISP2
Biasanya dilakukan dengan routing mark + mangle rule.

    - Routing Mark 
Routing Mark adalah fitur dalam mikrotik yang memungkinkan kita menandai koneksi/paket untuk menggunakan routing table tertentu.


Task : 
Konfigurasikan static route agar dapat meneruskan traffic backup dari router lain menggunakan routing policy (routing mark).

1. Pertama kita coba cek ip route.


dapat kita lihat di sini bahwa yang iddle itu adalah yang mengarah ke R4 192.168.34.2 status nya adalah unreachable.


2. Selanjutnya kita akan tambahkan ip firewall mangle yang mengarah kepada LAN yakni PC3. Artinya setiap paket ping dari LAN kita tandai dengan routing mark icmp lewat R4.



3. Selanjutnya pada R3 kita pasang routing mark pada gateway yang iddle (nganggur) dalam hal ini gateway 192.168.34.2 dengan status flag = 1 kita set routing mark menjadi icmp LAN.



4. Verifikasi dengan cek tabel routing kembali.


bisa dilihat disini bahwa kedua ip route menjadi aktif hanya saja ip gateway 192.168.34.2 aktif


5. Lakukan trace dari PC3 menuju PC1. Verifikasi dari PC3 ke PC1 dengan cara trace ke PC1 lewat jalur R4.


disini dapat dilihat paket yang dilewati icmp dari PC3 melewati default route 192.168.34.2


Lakukan traceroute dari R3 ke PC1. Verifikasi dari R3 dengan cara trace ke PC1 lewat jalur R2.


dapat dilihat nah jadi disini trafik berbeda jika trace dari R3 ke PC1 melewati R2 sedangkan trace dari PC3 setelah kita terapkan mangle melewati R4.


Kesimpulan :
Kesimpulannya adalah ketika kita menerapkan routing policy kita bisa melewatkan arah paket dengan berbagai ketentuan. Dalam contoh diatas dapat dilihat bahwa jika paket dari LAN kita lewatkan melalui R4 sedangkan paket dari router kita bisa melewatkan dari R2. Penerapan load sharing dengan cara membuat policy, jadi idle gateway perangkat yang menganggur kita manfaat jenis trafik tertentu. Pembuatan policy kita menggunakan Fitur mangle dengan routing mark yakni chain prerouting dan output. Chain prerouting melakukan marking terhadap paket bukan berasal dari router Sedangkan output itu melakukan marking berasal dari router itu sendiri. Routing mark dipasang pada gateway yang digunakan. Paket-paket yang sudah ditandai akan mengabaikan tabel routing utama melainkan menggunakan gateway yang ditentukan tabel routing gateway yang dipasang di routing mark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAB 8. OSPF Multi Area

 OSPF Multi Area 1.